1.
Macam-macam bentuk kekeluargaan beserta contoh daerahnya
·
Adat utrolokal, yaitu adat yang
memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal,
baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan
kaum kerabat istri. Contoh daerah:
Tidore
·
Adat virilokal, yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat
kediaman kaum kerabat suami; Contoh
daerah: Bali
·
Adat uxurilokal, yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum
kerabat istri; Contoh daerah : Desa
Bengkak Kec. Wongsorejo Banyuwangi.
·
Adat bilokal, yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman
kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat
istri pada masa tertentu pula (bergantian); Contoh daerah: Bengkulu
·
Adat neolokal, yaitu adat yang
menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam
arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri; Contoh daerah: Pedalaman Bengkulu, yakni di
hulu sungai Musi.
·
Adat avunkulokal, yaitu adat yang
mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman
saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami; Contoh daerah: Sebagian masyarakat Jawa
·
Adat natalokal, yaitu adat yang
menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan
masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
Contoh daerah: Hampir diseluruh daerah
yang masyarakatnya sudah modern,misalnya Surabaya dan Jakarta.
2.
Peranan Mahasiswa
dalam Sosialisasi
Peran mahasiswa dalam
masyarakat sangat penting. Tak bisa dipungkiri, mahasiswa memberikan peran
penting dalam pembangunan masyarakat. dalam beberapa aspek kehidupan, salah
satu di antaranya, pendidikan, mahasiswa mengambil andil yang krusial dalam
terwujudnya kondisi akademis yang dibawa ke wilayah kemasyarakatan. Ini perlu,
sebagai agent of change, mahasiswa menjadi pihak perubahan, yang pada awalnya
banyak yang tidak diketahui, banyak yang bernilai kurang, mahasiswa memberi
sesuatu yang bernilai lebih pada masyarakat.
Di antara yang bisa kita lihat,
peran mahasiswa, adalah berbaurnya mereka bersama masyarakat dalam proses
pembangunan. Para mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya mengaplikasikan apa
yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang
mengambil jurusan pendidikan Agama Islam, dapat kita bayangkan, bahwa mereka
bisa mengambil andil penting dalam aktifitas keagamaan, seperti sebagai imam
masjid atau khatib di hari Jumat.
Di lingkungan-lingkungan
masyarakat lainnya, mahasiswa –sepantasnya- ada di sana, juga sebagai pelaku
yang dianggap oleh masyarakat. semisal, dalam rapat menyelesaikan masalah
desa/kelurahan. Mahasiswa memiliki potensi untuk mengeluarkan gagasan cemerlang
sebagai bukti bahwa apa yang dipelajari di universitas memang ada manfaat
lebih.
Karakter mahasiswa pun ditilik
masyarakat sebagai hal yang baik, selama memang mahasiswa benar-benar menjalani
status sebagai seorang mahasiswa sejati. Contohnya, seorang mahasiswa dididik
untuk memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, akademis, solutif, dan
berakhlak terpuji. Bagi masyarakat, mahasiswa adalah harapan. Mahasiswa
–harusnya- adalah titik terang untuk masa depan.
Seberapa besar peran mahasiswa menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi masyarakat tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi diri
untuk menjadi bermanfaat bagi warga sekitar mereka. sebab, tidak semua
mahasiswa benar-benar sadar akan apa yang mereka emban. Status mahasiswa, jika
saja tidak dimaknai dengan baik oleh mahasiswa itu sendiri, akan menjadi hal yang
akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya mengharapkan mahasiswa sebagai
penyelesai masalah menjadi pengganggu dalam masalah yang tak selesai-selesai.
tentunya, itu bukanlah harapan mahasiswa dan masyarakat seutuhnya. Kesadaran,
adalah yang terpenting, tentang bagaimana membangun negeri ini agar bisa lebih
baik dari sebelumnya.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar